Blog

  • Hujan Meteor Lyrid Bakal ‘Penuhi’ Langit Malam Ini, Cek Jadwalnya

    Hujan Meteor Lyrid Bakal ‘Penuhi’ Langit Malam Ini, Cek Jadwalnya

    lyetimes – Hujan Meteor Lyrid akan mencapai puncaknya pada malam ini, 22 April 2025, dan merupakan kesempatan langka untuk menyaksikan fenomena langit yang memukau. Aktif sejak 16 April, hujan meteor ini akan berlangsung hingga 25 April, dengan intensitas tertinggi terjadi malam ini hingga dini hari esok.​

    🌠 Waktu Terbaik untuk Mengamati

    Di Indonesia, waktu optimal untuk menyaksikan hujan meteor Lyrid adalah:​

    • Mulai pukul 22.30 WIB pada 22 April hingga sekitar pukul 05.00 WIB pada 23 April 2025 .

    • Puncak aktivitas diperkirakan terjadi antara pukul 03.00–04.00 WIB

    Pada saat puncak, pengamat dapat melihat sekitar 10 hingga 20 meteor per jam. Meskipun demikian, dalam kondisi tertentu, jumlah ini bisa meningkat hingga 100 meteor per jam .


    πŸ”­ Tips Mengamati Hujan Meteor

    Agar pengalaman mengamati lebih maksimal:

    • Pilih lokasi yang gelap: Jauh dari polusi cahaya kota untuk visibilitas terbaik.​

    • Arahkan pandangan ke timur laut: Dekat rasi bintang Lyra, tempat asal meteor.​

    • Gunakan mata telanjang: Tanpa teleskop atau teropong, karena meteor bergerak cepat.​

    • Hindari penggunaan gawai: Untuk menyesuaikan mata dengan kegelapan.​

    • Perhatikan cuaca: Pastikan langit cerah dan bebas awan.​


    🌌 Fakta Menarik tentang Hujan Meteor Lyrid

    • Asal-usul: Debu dari Komet Thatcher yang terbakar saat memasuki atmosfer Bumi.​

    • Kecepatan: Meteoroid Lyrid melaju sekitar 48 km/detik, menciptakan kilatan cahaya terang.​

    • Sejarah: Salah satu hujan meteor tertua yang tercatat, diamati sejak lebih dari 2.700 tahun lalu.


    Jangan lewatkan kesempatan ini untuk menyaksikan keindahan alam yang luar biasa. Siapkan diri Anda malam ini dan nikmati pertunjukan langit yang menakjubkan!

  • Fenomena Bulan-Planet ‘Tersenyum’ Bakal Hiasi Langit, Catat Jadwalnya

    Fenomena Bulan-Planet ‘Tersenyum’ Bakal Hiasi Langit, Catat Jadwalnya

    Fenomena langit langka akan terjadi pada 25 April 2025, di mana Bulan sabit, Venus, dan Saturnus akan membentuk formasi yang menyerupai wajah tersenyum di langit timur sebelum fajar. Menurut laporan dari CNN Indonesia, formasi ini menciptakan ilusi wajah tersenyum, dengan Bulan sabit sebagai “senyuman” dan dua planet sebagai “mata”

    🌌 Waktu dan Lokasi Pengamatan

    • Tanggal: Jumat, 25 April 2025

    • Waktu terbaik: Sekitar pukul 05.00 hingga 05.30 waktu setempat

    • Arah pandang: Langit timur, dekat cakrawala

    • Kondisi ideal: Langit cerah tanpa awan dan minim polusi cahaya​

    Fenomena ini dapat diamati dengan mata telanjang, namun penggunaan teropong atau teleskop dapat meningkatkan pengalaman pengamatan.​

    🌠 Tips Mengamati Fenomena

    1. Bangun lebih awal: Siapkan diri sebelum pukul 05.00 untuk mendapatkan posisi terbaik.

    2. Pilih lokasi yang terbuka: Cari tempat dengan pandangan bebas ke arah timur, tanpa halangan seperti gedung atau pohon tinggi.

    3. Gunakan alat bantu: Jika tersedia, gunakan teropong atau teleskop untuk melihat detail lebih jelas.

    4. Cek prakiraan cuaca: Pastikan cuaca mendukung untuk pengamatan langit

    Fenomena ini merupakan kesempatan langka yang tidak boleh dilewatkan oleh para pecinta astronomi dan masyarakat umum. Pastikan untuk mencatat tanggalnya dan siapkan peralatan yang diperlukan untuk menyaksikan keindahan langit ini.​

  • BRIN dan BMKG Kaji Potensi Tsunami di Kalimantan, Ungkap Pemicunya

    BRIN dan BMKG Kaji Potensi Tsunami di Kalimantan, Ungkap Pemicunya

    lyetimes –Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tengah melakukan kajian potensi tsunami di Pantai Gosong, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Kajian ini bertujuan untuk menilai kelayakan lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Indonesia. Penelitian dimulai pada tahun 2023 dan direncanakan berlangsung hingga 2025.​

    🌊 Potensi Tsunami dari Palung Manila

    Simulasi yang dilakukan menunjukkan bahwa jika terjadi gempa bumi berkekuatan magnitudo 9,1 di zona subduksi Palung Manila, Filipina, gelombang tsunami setinggi 0,48 hingga 0,62 meter dapat mencapai Pantai Gosong dalam waktu sekitar 9 jam 10 menit. Meskipun tinggi gelombang relatif kecil, perubahan tekanan dan arus laut akibat tsunami dapat mempengaruhi kestabilan sistem pendingin PLTN yang dirancang memanfaatkan air laut.​

    πŸ›‘οΈ Pentingnya Mitigasi Risiko

    Peneliti dari Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika BRIN, Widjo Kongko, menekankan bahwa ancaman tsunami dari luar zona Indonesia tetap harus diperhitungkan, terutama untuk infrastruktur berisiko tinggi seperti PLTN. Meskipun tinggi gelombang tsunami tidak besar, risiko kerusakan sistem pendingin dan gangguan operasi bisa terjadi jika perencanaan desain tidak memperhitungkan skenario terburuk. ​

    πŸ” Latar Belakang Seismik Kalimantan

    Meskipun Kalimantan relatif stabil secara tektonik dibandingkan wilayah Indonesia lainnya, sejarah mencatat adanya gempa besar dan tsunami di Kalimantan Timur. BMKG mencatat tujuh kali gempa kuat di wilayah tersebut, dengan satu kejadian disertai tsunami. Hal ini menunjukkan bahwa potensi bencana alam tetap ada dan perlu diperhitungkan dalam perencanaan infrastruktur vital.​

    πŸ—οΈ Implikasi untuk Pembangunan PLTN

    Hasil kajian ini menjadi pertimbangan penting dalam menentukan kelayakan lokasi pembangunan PLTN di Pantai Gosong. Perencanaan desain PLTN harus memperhitungkan skenario terburuk, termasuk potensi tsunami dari luar zona Indonesia, untuk memastikan keselamatan dan keberlanjutan operasional fasilitas tersebut

  • Dampak Perubahan Iklim, Badai Ekstrem Terjang Dunia

    Dampak Perubahan Iklim, Badai Ekstrem Terjang Dunia

    lyetimes – ​Perubahan iklim global telah menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas badai ekstrem di berbagai belahan dunia. Fenomena ini tidak hanya mengancam keselamatan manusia, tetapi juga berdampak signifikan terhadap ekonomi dan lingkungan.​


    πŸŒͺ️ Badai Ekstrem Meningkat di Seluruh Dunia

    Menurut laporan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Asia menjadi wilayah yang paling terdampak oleh bencana terkait cuaca pada tahun 2023. Banjir dan badai menyebabkan jumlah korban jiwa dan kerugian ekonomi tertinggi, sementara dampak gelombang panas menjadi lebih parah .​

    Di Irak, badai pasir yang semakin sering terjadi telah menyebabkan masalah kesehatan serius. Pada tahun 2022, satu orang meninggal dunia dan lebih dari 5.000 orang dirawat di rumah sakit karena penyakit pernapasan akibat badai pasir. Kementerian Lingkungan Hidup Irak memperingatkan potensi peningkatan jumlah badai pasir dalam beberapa dekade mendatang .​


    πŸ”₯ Pemanasan Global dan Cuaca Ekstrem

    Pemanasan global, yang disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca, telah meningkatkan suhu permukaan laut. Hal ini memperkuat badai tropis dan mengubah pola cuaca, menyebabkan kekeringan atau hujan berlebihan. Perubahan ini menciptakan tantangan serius bagi ilmuwan, pemerintah, dan masyarakat untuk mengatasi konsekuensi yang semakin meningkat .​


    🧭 Langkah Mitigasi dan Adaptasi

    Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi yang komprehensif, termasuk:​

    • Mengurangi emisi gas rumah kaca melalui penggunaan energi terbarukan dan efisiensi energi.​

    • Meningkatkan sistem peringatan dini dan infrastruktur tahan bencana.​

    • Meningkatkan kesadaran dan pendidikan masyarakat tentang perubahan iklim dan dampaknya.​

    Dengan tindakan kolektif dan komitmen global, kita dapat mengurangi dampak buruk perubahan iklim dan melindungi kehidupan serta lingkungan di masa depan.​

  • Bibit Siklon Tropis 96S Menguat, Waspada Cuaca Ekstrem

    Bibit Siklon Tropis 96S Menguat, Waspada Cuaca Ekstrem

    lyetimes – Bibit Siklon Tropis 96S saat ini terpantau di Laut Timor, sebelah tenggara dari Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan menunjukkan potensi penguatan dalam 24–48 jam ke depan. Sistem ini memiliki kecepatan angin maksimum sekitar 30 knot dengan tekanan udara di pusatnya sebesar 1004 hPa. Pergerakannya ke arah barat daya berpotensi memengaruhi kondisi cuaca di sejumlah wilayah Indonesia bagian timur

     

    Dampak Potensial

    BMKG memperingatkan bahwa bibit siklon ini dapat menyebabkan:​

    • Hujan lebat hingga sangat lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah NTT, Maluku bagian selatan, dan Papua Selatan.​

    • Peningkatan tinggi gelombang laut, terutama di sekitar pusat sirkulasi siklon.​

    • Gangguan aktivitas pelayaran dan perikanan, serta potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

       

      Imbauan BMKG

      Masyarakat diimbau untuk:

      • Mewaspadai kemungkinan hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.

      • Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan, dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.​

      • Berhati-hati terhadap jalanan licin yang berpotensi membahayakan keselamatan.​

      • Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.​

      Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengakses situs resmi BMKG di atau mengikuti akun media sosial resmi ​


      ​Bibit Siklon Tropis 96S Menguat, Waspada Cuaca Ekstrem

    Β 

  • Fenomena La NiΓ±a Picu Curah Hujan Meningkat di Indonesia

    Fenomena La NiΓ±a Picu Curah Hujan Meningkat di Indonesia

    Lyetimes – Fenomena La NiΓ±a yang terjadi pada 2024 hingga awal 2025 diperkirakan akan menyebabkan peningkatan curah hujan yang signifikan di berbagai wilayah Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa fenomena ini berpotensi meningkatkan curah hujan hingga 20 hingga 40 persen di sejumlah daerah yang sebelumnya sudah mengalami curah hujan tinggi.

    Penyebab dan Dampak La NiΓ±a

    La NiΓ±a adalah fenomena cuaca global yang terjadi ketika suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian timur dan tengah lebih dingin dari biasanya. Hal ini berpengaruh pada pola cuaca di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurut BMKG, La NiΓ±a dapat menyebabkan peningkatan frekuensi hujan yang berpotensi memicu terjadinya bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang di beberapa daerah.

    “Selama La NiΓ±a, Indonesia akan menghadapi peningkatan curah hujan yang lebih intens, terutama di wilayah barat, tengah, dan selatan. Kami sudah memetakan daerah yang paling berisiko,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam sebuah konferensi pers pada Senin (14/04/2025).

    Daerah yang Berisiko Terkena Dampak

    Beberapa daerah yang diprediksi akan mengalami peningkatan curah hujan signifikan termasuk Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, dan Papua. Masyarakat di wilayah-wilayah tersebut diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam yang disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi.

    BMKG juga memberikan peringatan kepada masyarakat agar lebih waspada terutama pada periode puncak hujan yang diperkirakan akan terjadi antara bulan November hingga Januari.

    Langkah Pencegahan dan Mitigasi

    Menghadapi kondisi ini, pemerintah melalui BMKG dan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi. Di antaranya adalah memberikan informasi cuaca secara berkala kepada masyarakat, serta meningkatkan kapasitas daerah-daerah rawan bencana untuk menghadapi potensi banjir dan tanah longsor.

    “Selain itu, kami juga bekerja sama dengan pemerintah daerah dan organisasi kemasyarakatan untuk melakukan edukasi tentang kesiapsiagaan bencana,” ujar Dwikorita.

    Imbauan kepada Masyarakat

    BMKG juga mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap informasi cuaca dan peringatan dini yang dikeluarkan oleh pihak berwenang. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah menghindari perjalanan ke daerah-daerah yang berisiko banjir atau tanah longsor selama cuaca ekstrem, serta memastikan rumah dan lingkungan sekitar aman dari potensi bencana alam.

    Kesimpulan

    Fenomena La NiΓ±a yang terjadi pada 2024–2025 ini membawa dampak langsung terhadap pola cuaca di Indonesia. Peningkatan curah hujan yang signifikan dapat memicu bencana alam, sehingga kewaspadaan dan persiapan yang matang sangat diperlukan. Pemerintah dan masyarakat harus bersinergi untuk mengurangi risiko bencana dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim yang semakin nyata.